Tco adalah nama kelas XII IPA 1 angkatan 2009, SMA N 1 Tegal. Pencetusan nama ini berangkat dari kemalasan kami mencari nama baru untuk kelas kami setelah naik kelas XII. Tco berasal dari dari nama kelas XI IPA 1, Elsco, di sini kami hanya mengganti nama depan Eleven menjadi Twelve.
Hingga artikel ini diturunkan, kebersamaan saya dan anak-anak Tco belumlah genap tiga tahun, tapi lembar demi lembar kenangan bersama mereka sudah terjilid dalam memori otakku. Di sini saya ingin menguraikan satu per satu lembaran kenangan itu dalam bentuk opini pribadi saya mengenai 39 anak Tco.
1.Agusta : Anaknya sih aktif juga di kelas,tapi saya jarang ngomong-ngomongan di kelas soalnya bingung mau ngomong soal apa. Ya , setidaknya saya tahu dia jago dalam gambar..... hehehe.
2.A. Hifni : Kayaknya ini anak masih tetap pendiam, tapi easy going.
3.Annisa : Ini dia adik kecil Tco, anaknya pintar, kalo ngomong tingkat tinggi. Pertama kali kenal di kelas X, anaknya kelihatan judes, intinya tuh dia anak yang susah diajak omong. Tapi setelah kenal lebih jauuuuuuuh, ternyata anaknya asiik banget apalagi kalo bahas soal, pelajaran, film, novel, apalah yang biasa dibahas anak-anak Tco kalo lagi nggak ada pelajaran. Oya, dia juga kadang-kadang suka merendahkan diri.
4.Arni : Ehm....kirain dia anak NONI (sorry ya kalo nyinggung), soalnya dia mirip orang Chinese sih. Satu lagi perkiraan saya yang salah mengenai ini anak, dugaan saya dia tuh judes (sama kayak adik kecil kita), tapi ternyata dia rasa humorisnya tinggi juga. Humor pertama yang saya dengar dari dia adalah mengenai percobaan kimianya di rumah, ingat nggak, Ar? Dia teman belajar bahasa mandarin saya loh.
5.Asiyah : Saya cuma ngomong ama dia seperlunya. Bingung sebenarnya dia tuh orangnya kayak apa. Kadang kelihatan judes kadang kelihatan baik (nggak apa-apa kan saya nulis kayak gini?)
6.Asti : Kata lora sih, dia cool....emang iya?menurut saya sih, kadang-kadang. Ternyata dia juga tingkat humorisnya sama kayak teman sebangkunya, Arni dan humor pertama yang saya dengar dari dia adalah mengenai rambut jamur lora. Kira-kira humor selanjutnya apa ya, As?
7.Bagus : Ketua kelas Tco,....menurut saya, anaknya termasuk yang bersifat stabil, maksudnya dari kelas X sampai kelas XII tetap berselera humor yang tinggi dan saya sendiri belum pernah lihat dia marah (Jangan sampai marah ya ?).
8.Bakti : O, anaknya ramah banget, nggak pernah marah, asiiklah. Tapi saya sempet kirain ini anak nggak bakalan nyambung ma saya, eh lagi-lagi salah persepsi.
9.Christo : Gimana ya mendeskripsikan ini anak?? Dia suka nyanyi-nyanyi sendiri di kelas dan sikapnya terkadang aneh. Biarpun aneh, dia tetap anak yang baik.
10.Dina : Wow, tidak ada persepsi jelek tuh mengenai ini anak. Selain cantik dengan bando di mahkotanya, dia kalo udah ngomong halus banget,intinya cantik luar dalam, tuh menurut saya, kalo anak-anak Tco nggak tahu pendapatnya gimana?
11.Erwin : Pacar Lora dalam gosip Tco. Sarapan, makan siang, dan makan malamnya mungkin menu utamanya Matematika. Anaknya nggak banyak ngomong, ya buat imbangi Lora.
12.Etika : Kalo ngomong suaranya kecil,sifatnya lemah lembut. Kata anak Tco dia mirip Nobita, emang iya? Nggak tahulah. Dia juga suka komik, terutama Conan, DDS, dan Naruto, bener nggak, Et?
13.Fadel : Dia terkenal penganut individualisme, anak Tco tahu sendirilah? Suka Soekarno dan Mandy Moore, kira-kira apa yang bisa Fadel dapat ya dari perpaduan kedua idolanya itu?Kalo ada tugas kelompok, anak Tco suka banget satu kelompok ama dia soalnya xxxxxxxxxxxx tapi, gitu-gitu dia tetap temen yang baik. Suka bantuin kalo ada kesusahan dalam pelajaran. Thanks !
14.Faiq : Kalo ngomong kata anak-anak sih Narcis, tapi menurut saya apa yang dia omongin terutama soal pelajaran,bukan cuma asal narcis, dia bisa mempertanggungjawabkannya. Dari kelas 3 SMP sampai 3 SMA,yang saya tangkap dari sifat Faiq mungkin sikap kepempimpinannya yang bagus. Kadang saya bingung, gimana ya dia bagi waktunya buat belajar, urusan osis, juga nonton anime…..?
15.Fety : Dia selalu menjadi orang pertama yang saya kasih kabar mengenai info apapun, baik masalah sekolah atau masalah keluarga. Dia suka bantuin saya dalam kesulitan apapun, tapi dia cepat banget khawatir ama suatu hal. Dia jenis temen yang bisa simpan rahasia, kira-kira begitulah menurut saya selama hampir 3 tahun bersamanya.
16. Firsta : Pendiam, itu kesan pertama dan masih berlanjut hingga sekarang soalnya saya jarang ngobrol ama dia, padahal waktu kelas X pernah satu kelompok tugas BK.
17.Gilang : Anaknya asiiik, easy going, tapi nggak tahu kalo ngerjain tugas sekolah?
Selalu kompak ama temen sebangkunya , kalo omongin masalah dia selalu keselip temen seperjuangnya, begitu juga sebaliknya. Oya, kalo ada diskusi dia selalu ngasih pertanyaan yang kritis. Dari luar, dia kelihatan anak yang jarang belajar, tapi ternyata aslinya 180 derajat beda dengan penampilan luarnya (sorry kalo salah).
18. Helmy : Dia satu paket ama Gilang, jadi pendapat saya mengenai dia,lihat aja di bagian Gilang…hehe!
19.Ilham : Pendiam juga. Tapi kalo nggak salah dia juga salah satu anak cowok Tco yang suka anime soalnya pernah denger dia bahas soal Bleach dan pernah lihat dia lagi denger OST.Naruto. Asiiik banyak yang suka Anime.
20. Isyqi :Biarpun pakai jilbab, dia tuh agak tomboy. Anaknya asiiik, baik hati, tidak sombong, nyambung kalo lagi ngobrol, dsb 6x, kalo dia sampai sekarang belum ada kesan buruk yang tertinggal di pikiran saya.
21.--------------------------------------
22.Krediono : Cepat berkeringat (gugupan ya?) baik, dan juga pemisah antara saya dan lora yang duduk depan belakang dari kelas X….hehehe. Nggak apa-apalah !
23.Laura :Cerewet,berisik,galak,cepat marah. Dulu asiik banget diajak kerjasama,sekarang agak susah nggak tahu kenapa, jadi kelihatan jauh dari jangkauan persahabatanku, tapiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii dia tetap temen saya, satu rumpun, dan yang paling saya suka dari dia??? Dia mau bertanya soal kekurangan dia. La, saya nulis ini sebagai jawaban dari pertanyaan kamu soal kekurangan kamu (sorry b4).
24.Mega : Ini anak supeeeeeeeeeer rajin, soal-soal latihan di buku mapel apa aja udah penuh dengan pikiran-pikirannya. Saya sendiri bingung mau komen apalagi,hobinya aja BELAJAR, salut, benar-benar jadi teladan. Faiq,bisa tuh buat target 8 tahun lagi.
25.Metty : Hampir sama sifatnya ama Fety,cepat khawatir. Dia salah satu anggota dari komunitas R (Rajin) dan pastinya soleha.
26.Muh.Ibnu : Dia juga masuk komunitas R versi cowok,dilihat dari sikapnya selama ini, dia berkeinginan keras mencapai sesuatu (ini cuma opini saya,sorry b4).
27.Muh.Aris : Tenaga nuklirnya bikin banyak anak Tco meledak,sulit dipahami cara berpikir dan cara bicaranya, selalu menyusahkan kalo ada tugas diskusi, mungkin dia benar-benar ingin seperti sang idola, Einstein. Dia kelihatan jenis orang yang tidak suka dengan hafalan (nggak tahulah,ini menurut saya). Komunitas yang cocok apa ya ?
28.Nadya : Anak Tco yang paling cuek ,paling santai, dan paling muda. Dia pernah tanya, anak Tco pernah nggak ngerasa heran kenapa dia bisa masuk A1, nah menurut anak Tco yang lain gimana tuh?Kalo menurut saya sendiri, A1 nggak selalu harus ada Komunitas R,B,M,N, tapi juga yang bisa buat Tco itu Nano-nano.
29.Novryan : Paling sering diledeki. Dia lebih sering main ama Gossip Girls. Tapi dia tetap sabar apapun ledekannya (pertahankan, ya!) dan diam-diam dia pintar nyanyi. Biarpun selalu dianggap yang nggak-nggak,ternyata ada yang sesuatu yang bisa mengejutkan dan semoga bisa membalikkan ledekkan ya. Sering-seringlah traktir kita!
30.Nisa : Sebentar lagi mau menyandang Miss Perpustakaan, dia masuk Kelompok R, dan ternyata juga suka band-band dari Jepang.
31.N.Mumtaz : Banyak kesamaan antara saya dan dia (mungkin tanpa ia sadari), awalnya saya kira dia akan tetap menjadi anak yang pendiam, tapi semakin dekat ama dia, saya baru tahu kalo dia juga suka ngeledekin beberapa anak Tco.Menurut saya lagi, dia anak cewek Tco yang paling easy going, nyadar nggak, Da Ying?
32/3.N.Ana/i : Berisik anaknya,cerewet, ratu gosip Tco (Leader of Gossip Girls),mereka(terutama ani) adalah pendiri komunitas yang ada di Tco Tapiii, mereka adalah teman saya yang memahami keadaan saya (jangan ge-er, ya!),punya banyak cerita keluarga yang sama,pemikiran yang sama dengan saya (satu visi dan misi), paling klik, dan yang paling saya sadari, mereka punya persamaan sifat dengan saya (kalian sendiri tahu nggak, apa itu?)
34.Ria CP : Ratu HP atau Foto (itu menurut saya sendiri), dia tidak seperti yang terlihat dari penampilan, dia bisa bagi waktu antara HPnya dan PRnya, salut !
35.Rizky : Owh, dia sih wakil dari Komunitas R (Ketua komunitas R,Tco pasti tahu). Dia selalu bantuin kalo ada yang nggak paham soal pelajaran. Dia juga suka merendahkan diri dan kayaknya sih termasuk orang yang cepat khawatir.
36.Ro Chan : Ini dia, orang pertama yang memperkenalkan saya band jepang KAT-TUN. Tanpa dia sadari, dia adalah orang pertama yang menghibur saya setelah meninggalnya Mama saya. Waktu itu, merupakan masa-masa kabut hitam,stres, penyesalan,sedih,marah,takut,semuanya campur jadi satu ramuan pahit. Seminggu setelah itu, nggak tahu kenapa tiba-tiba dia menceritakan tentang band jepang, kemudian saya meminjam DVD konser KAT-TUN dari dia ( waktu itu saya sempet berpikir apa saya masih bisa terhibur setelah apa yang saya alami,nyatanya itu bisa, bukan hanya karna isi DVD tapi kepedulian,menurut saya).Itu hiburan pertama kali setelah ramuan pahit yang saya minum. Terima kasih, Ro Chan !!!!!!!
37.Ruli : Teman yang merupakan tempat berbagi cerita yang tidak pernah saya ceritakan kepada teman-teman Tco maupu luar Tco. Dia teman pertama saya di Smansa. Biarpun kami pernah berselisih paham,tapi pada akhirnya tetap satu paham, seperti air laut yang tidak bisa dibelah apapun.
38.S.Teguh : Pendiam atau terlalu Cool, ya?Tapi ada sisi lain juga ini anak, kalo udah ngobrol,ternyata bisa nyambung juga.
39.Tio S : Terlalu bersemangat anaknya,sehingga kadang bisa sampai berlebihan, tapi terlepas itu, dia baik.
40.Yun S : Dia teman yang baik dan asiiik diajak ngobrol,tapi kadang dia termasuk anak yang cepat khawatir.
[By : Julisa ]
Saturday, November 29, 2008
999
Tanggal 9 bulan 9 tahun 1999, siswa – siswi kelas 3 SD Negeri 04 Sungai Baru berlarian tidak karuan di kelas, tidak tahu hendak berlabuh ke mana menghadapi gelombang panik yang menghantam. Gelombang itu adalah gelombang amarah pembalasan dendam suku M atas suku D yang pernah terjadi sekitar beberapa bulan sebelumnya di Sambas dan daerah lainnya, Kalimanatan Barat.
Wow, itu pengalaman yang tidak terduga sama sekali. Apalagi ketika mengingat waktu kejadiannya yang berlatar tiga angka sembilan. Saya termasuk salah satu siswi yang berlarian itu. Waktu itu saya, teman-teman SD, dan guru-guruku sangat panik,kami seperti terombang-ambing oleh amukan lautan. Telinga kecilku terus saja terngiang suara teman-temanku yang berlarian dan berteriak “Hari ini tanggal 9 bulan 9 tahun 99, mereka telah datang, hantu mereka kembali.” Suasana sekolahku yang tadinya begitu indah dengan hamparan sawah dan hijaunya hutan di sekitarnya, tiba-tiba berubah menjadi awan kabut yang menyelimuti setiap anak yang menggigil ketakutan di pojok kelas 3. Melihat ketakutan kami akan isu 999, para guru pun segera memulangkan kami. Saya dan teman-teman berlari sekencang mungkin kembali ke rumah dan berlindung di bawah payung hangatnya keluarga.
Memang, sekitar beberapa bulan sebelumnya telah terjadi kerusuhan antara suku M dan suku D yang cukup menyita masa kecilku. Pada saat itu, selama beberapa minggu, saya dan teman-temanku tidak bisa bermain di hutan, menelusuri sungai besar pasang maupun surut, dan berlarian di pasar terapung kesukaanku. Malam hari kami, pun hanya diterangi lampu-lampu petromax itu karena listrik rumah penduduk telah dimatikan oleh pihak tertentu, kegiatan ekonomi di pasar pun tidak berjalan, tetapi persediaan minyak tanah para pedagang ludes. Kok bisa ?pikirku saat itu. Ternyata bahan bakar itu digunakan untuk membakar rumah-rumah suku M. Mayat-mayat korban kerusuhan telah berserakan dalam wujud potongan-potongan tubuh di jembatan, jalan-jalan pasar, dan sungai. Salah satu mayat yang sudah berwujud potongan itu adalah guruku yang baru beberapa minggu mengajar di sekolah..T_T. Sungguh sayang, beliau guru yang sangat halus budinya dan cara mengajarnya pun berbeda dengan guru-guruku yang lain. Saya hanya bisa berdoa semoga beliau diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Malam pekat tidak akan terelakan, saya harus kembali menggigil kedinginan dan ketakutan, malam itu tiba-tiba terdengar teriakan wanita minta tolong dari seberang sungai besar depan rumahku. Saya dan penduduk lainnya hanya bisa menunggu sampai matahari menyapa kami. Pagi hari itu kami tidak bisa bersikap seakan-akan tadi malam kami dihibur oleh lembutnya sinar bulan purnama karena teriakan wanita itu sunguh menyayat hati, siapa dia ? Apakah dia menjadi korban pembantaian ? Beberapa bulan kemudian, keadaan telah aman dan tenteram. Namun, saya masih bingung apa sebenarnya yang menyebabkan kerusuhan itu ? Hingga sekarang, saya sudah kelas 3 SMA, tetap masih tidak jelas penyebab kerusuhan di tempat tinggalku.
Nah, itulah sepenggal pengalaman masa kecilku yang telah berlalu 9 tahun yang lalu di Kal-Bar, saat ini saya tinggal dan bersekolah di Tegal. Teman-temanku di Tegal ada yang sudah tahu cerita ini, tetapi saya tetap menulisnya di blogku. Bingung sih mau nulis apa lagi, lumayan lah buat langkah awal. Kan selalu harus ada yang menjadi langkah pertama untuk menapaki puncak.
By Julisa
Wow, itu pengalaman yang tidak terduga sama sekali. Apalagi ketika mengingat waktu kejadiannya yang berlatar tiga angka sembilan. Saya termasuk salah satu siswi yang berlarian itu. Waktu itu saya, teman-teman SD, dan guru-guruku sangat panik,kami seperti terombang-ambing oleh amukan lautan. Telinga kecilku terus saja terngiang suara teman-temanku yang berlarian dan berteriak “Hari ini tanggal 9 bulan 9 tahun 99, mereka telah datang, hantu mereka kembali.” Suasana sekolahku yang tadinya begitu indah dengan hamparan sawah dan hijaunya hutan di sekitarnya, tiba-tiba berubah menjadi awan kabut yang menyelimuti setiap anak yang menggigil ketakutan di pojok kelas 3. Melihat ketakutan kami akan isu 999, para guru pun segera memulangkan kami. Saya dan teman-teman berlari sekencang mungkin kembali ke rumah dan berlindung di bawah payung hangatnya keluarga.
Memang, sekitar beberapa bulan sebelumnya telah terjadi kerusuhan antara suku M dan suku D yang cukup menyita masa kecilku. Pada saat itu, selama beberapa minggu, saya dan teman-temanku tidak bisa bermain di hutan, menelusuri sungai besar pasang maupun surut, dan berlarian di pasar terapung kesukaanku. Malam hari kami, pun hanya diterangi lampu-lampu petromax itu karena listrik rumah penduduk telah dimatikan oleh pihak tertentu, kegiatan ekonomi di pasar pun tidak berjalan, tetapi persediaan minyak tanah para pedagang ludes. Kok bisa ?pikirku saat itu. Ternyata bahan bakar itu digunakan untuk membakar rumah-rumah suku M. Mayat-mayat korban kerusuhan telah berserakan dalam wujud potongan-potongan tubuh di jembatan, jalan-jalan pasar, dan sungai. Salah satu mayat yang sudah berwujud potongan itu adalah guruku yang baru beberapa minggu mengajar di sekolah..T_T. Sungguh sayang, beliau guru yang sangat halus budinya dan cara mengajarnya pun berbeda dengan guru-guruku yang lain. Saya hanya bisa berdoa semoga beliau diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Malam pekat tidak akan terelakan, saya harus kembali menggigil kedinginan dan ketakutan, malam itu tiba-tiba terdengar teriakan wanita minta tolong dari seberang sungai besar depan rumahku. Saya dan penduduk lainnya hanya bisa menunggu sampai matahari menyapa kami. Pagi hari itu kami tidak bisa bersikap seakan-akan tadi malam kami dihibur oleh lembutnya sinar bulan purnama karena teriakan wanita itu sunguh menyayat hati, siapa dia ? Apakah dia menjadi korban pembantaian ? Beberapa bulan kemudian, keadaan telah aman dan tenteram. Namun, saya masih bingung apa sebenarnya yang menyebabkan kerusuhan itu ? Hingga sekarang, saya sudah kelas 3 SMA, tetap masih tidak jelas penyebab kerusuhan di tempat tinggalku.
Nah, itulah sepenggal pengalaman masa kecilku yang telah berlalu 9 tahun yang lalu di Kal-Bar, saat ini saya tinggal dan bersekolah di Tegal. Teman-temanku di Tegal ada yang sudah tahu cerita ini, tetapi saya tetap menulisnya di blogku. Bingung sih mau nulis apa lagi, lumayan lah buat langkah awal. Kan selalu harus ada yang menjadi langkah pertama untuk menapaki puncak.
By Julisa
Pernikahan Usia Dini ????
Satu lagi masalah sosial masyarakat yang pernah saya lihat..Huhuhuhu. Masalah sosial ini ada hubungannya dengan topik yang sedang hangat-hangatnya diberitakan di media massa. Ini mengenai pernikahan usia dini, ketika pertama kali saya mengetahui berita ini, saya tidak terlalu kaget atau heboh karena saya sudah melihat secara live pernikahan usia dini ini lagi lagi ketika di bangku SD. Di kalimantan Barat banyak sekali peristiwa seperti itu, benar-benar masalah sosial deh !
Beberapa tahun yang lalu, Pukul 6.30 pagi, saya bersiap-siap berangkat sekolah. Saya berjalan kaki melewati salah satu rumah yang terdengar sangat ribut. Dengan mata polosku waktu itu, saya melihat kakak perempuan teman kecilku diseret-seret keluar dari rumah kayunya oleh Ibundanya. Ketika diseret seperti binatang, kakak perempuan temanku ini masih mengenai pakaian tidurnya yang selembut sutra dan berwarna putih (kalau tidak salah...Hehehe). Dia ditarik menuju ke kapal motor yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk ke luar kota. Saya terus saja berdiri kebingungan melihat pertunjukkan itu. Jarum jam telah berputar dan sesaat berhenti di angka 7, kebingunganku ini sungguh menyusahkan, ia membuatku lupa waktu. Saya berlari ke sekolah layaknya pelari profesional. Sambil berlari, saya bertanya-tanya ada apa dengan si Ibu dan si anak, kejadian itu sungguh menuai rasa penasaran sampai-sampai saya tidak peduli dengan jalan berbatu menuju sekolahku dan entah jarum jam menunjuk ke angka berapa.
Untung saja, saya tidak terlambat karena kebetulan guru kesukaanku belum masuk kelas, ya saya lurus saja masuk tu kelas ...Hehehehe.
Kemudian saya mengetahui ada apa sebenarnya, ternyata si Ibu memaksa si anak yang masih berusia 15 tahun menikah dengan laki-laki yang jauh jauh jauh jauh lebih tua daripadanya...Fufufufu sungguh miris. Beberapa waktu kemudian, saya melihat foto nikah si anak dan lak-laki yang menurut saya hanya cocok menjadi ayah keduanya. Ya apa boleh buat semua itu terjadi karena kemiskinan yang menggelogoti keluarganya. Pernikahan paksa ini tidak hanya berhenti pada sebuah titik. Baris demi baris peristiwa pernikahan usia dini tertulis lagi untuk melanjuti titik itu. Kali ini menimpa teman sekelasku, ia harus berhenti sekolah karena orang tuanya tidak mampu membiayai sekolahnya, yang saat itu SPP-nya berkisar Rp500,00 per bulan. Temanku ini juga harus menikah dengan laki-laki yang lebih tua untuk membantu ekonomi orang tua tercintanya.
Hingga sekarang pernikahan seperti ini masih ada di Kal-Bar, info ini saya dapat dari sepupuku yang terus menjalin komunikasi dengan saya, meskipun kami sudah 6 tahun tidak bertemu. Dari sepupuku inilah, saya mengetahui mantan adik kelasku di SD sudah menikah sebelum sempat mencicipi masa-masa SMA. Ia menikah atas nama masalah ekonomi bukan atas nama cinta, sungguh alasan yang klasik, tetapi nyatanya memang begitu keadaannya.
Satu lagi, yang menyalurkan gadis-gadis yang akan dinikahkan ke luar negeri (terutama ke Taiwan dan Malaysia) adalah seorang penyalur yang kita sebut dengan Mak comblang . Mak comblang ini akan mengkarantina anak-anak didiknya (gadis-gadis yang akan dinikahkan) di sebuah rumah mewah, sehingga tempat penampungan ini terkesan perumahan elit yang biasa kita jumpai. Di dalamnya para gadis itu akan diajari tata cara menjadi istri yang baik dan juga diajari bahasa mandarin karena sebagian besar calon suaminya itu berbahasa mandarin.
By Julisa
Beberapa tahun yang lalu, Pukul 6.30 pagi, saya bersiap-siap berangkat sekolah. Saya berjalan kaki melewati salah satu rumah yang terdengar sangat ribut. Dengan mata polosku waktu itu, saya melihat kakak perempuan teman kecilku diseret-seret keluar dari rumah kayunya oleh Ibundanya. Ketika diseret seperti binatang, kakak perempuan temanku ini masih mengenai pakaian tidurnya yang selembut sutra dan berwarna putih (kalau tidak salah...Hehehe). Dia ditarik menuju ke kapal motor yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk ke luar kota. Saya terus saja berdiri kebingungan melihat pertunjukkan itu. Jarum jam telah berputar dan sesaat berhenti di angka 7, kebingunganku ini sungguh menyusahkan, ia membuatku lupa waktu. Saya berlari ke sekolah layaknya pelari profesional. Sambil berlari, saya bertanya-tanya ada apa dengan si Ibu dan si anak, kejadian itu sungguh menuai rasa penasaran sampai-sampai saya tidak peduli dengan jalan berbatu menuju sekolahku dan entah jarum jam menunjuk ke angka berapa.
Untung saja, saya tidak terlambat karena kebetulan guru kesukaanku belum masuk kelas, ya saya lurus saja masuk tu kelas ...Hehehehe.
Kemudian saya mengetahui ada apa sebenarnya, ternyata si Ibu memaksa si anak yang masih berusia 15 tahun menikah dengan laki-laki yang jauh jauh jauh jauh lebih tua daripadanya...Fufufufu sungguh miris. Beberapa waktu kemudian, saya melihat foto nikah si anak dan lak-laki yang menurut saya hanya cocok menjadi ayah keduanya. Ya apa boleh buat semua itu terjadi karena kemiskinan yang menggelogoti keluarganya. Pernikahan paksa ini tidak hanya berhenti pada sebuah titik. Baris demi baris peristiwa pernikahan usia dini tertulis lagi untuk melanjuti titik itu. Kali ini menimpa teman sekelasku, ia harus berhenti sekolah karena orang tuanya tidak mampu membiayai sekolahnya, yang saat itu SPP-nya berkisar Rp500,00 per bulan. Temanku ini juga harus menikah dengan laki-laki yang lebih tua untuk membantu ekonomi orang tua tercintanya.
Hingga sekarang pernikahan seperti ini masih ada di Kal-Bar, info ini saya dapat dari sepupuku yang terus menjalin komunikasi dengan saya, meskipun kami sudah 6 tahun tidak bertemu. Dari sepupuku inilah, saya mengetahui mantan adik kelasku di SD sudah menikah sebelum sempat mencicipi masa-masa SMA. Ia menikah atas nama masalah ekonomi bukan atas nama cinta, sungguh alasan yang klasik, tetapi nyatanya memang begitu keadaannya.
Satu lagi, yang menyalurkan gadis-gadis yang akan dinikahkan ke luar negeri (terutama ke Taiwan dan Malaysia) adalah seorang penyalur yang kita sebut dengan Mak comblang . Mak comblang ini akan mengkarantina anak-anak didiknya (gadis-gadis yang akan dinikahkan) di sebuah rumah mewah, sehingga tempat penampungan ini terkesan perumahan elit yang biasa kita jumpai. Di dalamnya para gadis itu akan diajari tata cara menjadi istri yang baik dan juga diajari bahasa mandarin karena sebagian besar calon suaminya itu berbahasa mandarin.
By Julisa
Subscribe to:
Posts (Atom)